Friday, October 24, 2008

Puisi untuk dia...

Puisi Untuk Dia…

Berlari huruf kataku dalam panas sinar sang mata,
mencuri degupan yang membuat aku terus bernyawa,
kelu lisan tapi hati berteriak,
melirih gelisah keringat membasah,
mengapa sang takdir menemukan aku pada arjuna ini?
Sedangkan panahan cintanya kejam sekali.
Merembes pekatnya cinta yang aku dambakan,
celik dalam kelam, deritaku padam.

Buaian ombak bagai mengalun irama syahdu,
menyulam jalur-jalur cinta yang berenang di giginya.
Lantas bebutir pasir yang mendengar,
mengekor kembalinya ombak ke laut,
sedangkan pantai itu masih setia lantaran sakit dipukul,
tidak pernah sekalipun ia mengaduh.
Kilaf memercik rakus dalam perit luka,
mengesat kemarau air mata cinta.

Dengan menyebut nama cinta,
aku hilang dalam kabus kasih,
sedangkan kemarau masih melirih pada takdir.
Sepi yang kugenggam erat, terlucut dari telapak.
Tegakah aku menagih cinta yang belum pasti hujungnya bahagia?

Kekasih, renunglah mata cintaku yang tidak berperasaan,
menyemai cinta dalam lebatnya hujan,
mengharap kasih tapi hati kemarau dihujankan mentari,
keliru yang menghunus kejam tangkai hati,
melaung kalimah pasrah,
memendam ungkapan indah,
pada hakikat takdir yang melangkah,
Subur cinta dalam batas bicara khalifah.


Nuha text it~

No comments:

Post a Comment

:: guruh berbunyi ::